Band yang berdomisili di Bandung ini, pada dasarnya bermain di jalur pop untuk memudahkan mereka yg awam dengan istilah shoegaze.
Tapi siapa sangka band yang mengawali kancah di belantika musik lewat Album Let Me Begin ini punya sedikit cerita unik di pembuatan Album kedua mereka. Proses rekaman mereka yang amat panjang, ternyata menyimpan cerita yang unik, hilangnya data- data rekaman mereka sampai dua kali berturut-turut menjadi alasan utama Album Kedua mereka Photograph tertunda sejak enam tahun yang lalu.
Baby Eat Crackers: Berawal Dari ITB
Dari persahabatan antara Rangga Muslim (vokal, gitar), Ken Paramayudha (gitar), Kushandari Arfani Dewi (vokal), dan Aryo Bangundityo (perkusi) bertemu dalam ingkaran musik-penghargaan di Kampus ITB.
Setelah beberapa pertunjukan, Pierre bergabung dengan band sebagai pemain bass.Mulai dari cinta pribadi mereka untuk musik format akustik, band ini dibentuk sebagai proyek "setelah-sekolah-penyegaran" Karena latar belakang musik yang berbeda anggota, Baby EatsCrackers tidak membawa satu genre tertentu.
www.twitter.com/babyeatcrackers
www.myspace.com/babyeatscrackers
Setelah beberapa pertunjukan, Pierre bergabung dengan band sebagai pemain bass.Mulai dari cinta pribadi mereka untuk musik format akustik, band ini dibentuk sebagai proyek "setelah-sekolah-penyegaran" Karena latar belakang musik yang berbeda anggota, Baby EatsCrackers tidak membawa satu genre tertentu.
www.twitter.com/babyeatcrackers
www.myspace.com/babyeatscrackers
Festival Sinema Perancis 2011
“Tahun ini, kami menyoroti tiga gaya Perancis dalam komedi romantis ,” kata Fréderic Alliod, selaku Atase Audiovisual Kedutaan Perancis.
Festival Sinema Perancis di Indonesia kembali hadir. Sekali lagi, Kedutaan Perancis menunjukkan komitmennya untuk menghadirkan film-film terbaru Perancis bertaraf internasional ke hadapan penonton Indonesia. Untuk edisi ke-16 ini, Festival akan memutarkan 21 film pada 8 April hingga 1 Mei 2011 di Jakarta, kemudian in Balikpapan, Yogyakarta, Denpasar, Surabaya dan Bandung.
“Festival ini adalah kegiatan kebudayaan dimana penonton Indonesia dapat berinteraksi dengan kebudayaan Perancis melalui film-film. Tahun ini, kami menyoroti tiga gaya Perancis dalam komedi romantis untuk memperlihatkan bahwa film-film Perancis juga segar, lucu, dan menghibur,” kata Fréderic Alliod, selaku Atase Audiovisual Kedutaan Perancis. Ketiga komedi romantis ini – L’Arnacoeur (Heartbreaker), La chance de ma vie (Second Chance), dan Il reste du jambon? (Bacon On The Side) akan diputar di dua lokasi Festival yaitu: FX Platinum XXI/FX lifestyle X'enter dan Blitzmegaplex Grand Indonesia.
Festival Sinema Perancis di Indonesia kembali hadir. Sekali lagi, Kedutaan Perancis menunjukkan komitmennya untuk menghadirkan film-film terbaru Perancis bertaraf internasional ke hadapan penonton Indonesia. Untuk edisi ke-16 ini, Festival akan memutarkan 21 film pada 8 April hingga 1 Mei 2011 di Jakarta, kemudian in Balikpapan, Yogyakarta, Denpasar, Surabaya dan Bandung.
“Festival ini adalah kegiatan kebudayaan dimana penonton Indonesia dapat berinteraksi dengan kebudayaan Perancis melalui film-film. Tahun ini, kami menyoroti tiga gaya Perancis dalam komedi romantis untuk memperlihatkan bahwa film-film Perancis juga segar, lucu, dan menghibur,” kata Fréderic Alliod, selaku Atase Audiovisual Kedutaan Perancis. Ketiga komedi romantis ini – L’Arnacoeur (Heartbreaker), La chance de ma vie (Second Chance), dan Il reste du jambon? (Bacon On The Side) akan diputar di dua lokasi Festival yaitu: FX Platinum XXI/FX lifestyle X'enter dan Blitzmegaplex Grand Indonesia.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Powered by Blogger.