Tuesday, March 22, 2011 Bersiap Untuk Teraskustik #22 !

Bulan Maret ini Firefolksteam kembali hadir dengan Teraskustik #22. Akan digelar pada Sabtu 26 Maret 2011 di Amphiteater Teraskota,BSD City. Dalam chapter kali ini mereka ingin bercerita dan memberi sebuah kisah kepada kalian tentang issue-issue yang sangat cepat silih berganti yang membuat kita selaku bangsa Indonesia merasa bingung akan hal tersebut. Dari issue wikileaks, yang membeberkan kawat rahasia Negara kita, hingga teror bom berbentuk buku sampai yang terbaru, Barbarian bersorban hendak menyerang para pelaku Music Underground. Mungkin semua telah didesign oleh designer yang sangat handal yang telah membuat Negara kita menjadi terbelakang, dan hanya berkutat di sekitar ini saja. Berhenti Omong Kosong adalah tema singkat mereka akan siap angkat, Jangan sampai kelewatan, catat di notes telpon genggam kalo perlu, 26 Maret 2011 langsung dari Teraskota BSD!
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Morfem Goyang Superbad!

Gak ada crowd surfing, gak ada moshing, gak ada dansa dansi. Yoa. Inilah Superbad. Dalam bar vintage penuh tulisan absurd, semua orang datang hanya untuk menikmati musik. Duduk minum di bar. Sedikit obrolan kecil dengan kawan. Sing a long. Dan bagi musisinya, gak ada sound check, langsung colok dan main. Dekat akrab, intim, ketawa, kadang terharu (walau agak gengsi memperlihatkannya). Benar-benar santai. Bertepuk tangan, dan jangan lupa, klakson rotinya net not not :P

Bangga sekali Morfem di undang main di Superbad oleh Indra Ameng dan Keke Tumbuan. Apalagi malam itu kami bermain bersama Melancholic Bitch (Jogja), Everybody Love Irene, dan Goodnight Electric. Gila, semuanya berkarakter. Morfem bermain sebagai pembuka. Penting sekali. Walau acara santai kami gak mau bermain setengah setengah.

Tapi entah kenapa tiba-tiba gue ingin ke wc sebelum naik pentas. Gak biasa-biasanya ada ritual buang hajat sebelum beraksi. Selesai flush gue naik ke lantai dua lagi, dan langsung naik pentas. Kita sikat pembukaan dengan “Pilih sidang atau berdamai”. Sound butut ala Superbad membuat lagu ini makin selebor. Berturut-turut kita mainkan Who Stole My Bike, jalan Tikus dan cover version Search and destroy milik Iggy and The Stooges. Juga dua cover version velvet Underground “ I’m Set Free dan Femme Fatale”. Mantaff.

Sebelum lagu berikut. Jimi bercerita sejenak tentang lagu yang akan di mainkan. Karena sumber ide banyak yang datang malam itu. Seperti bagaimana oom Leo tidur di bawah tangga, di dalam bathtub kering, Malau, seorang aktor yang tidur di atas keeping vcd porno, Asung yang tertidur di atas tumpukan benda di dalam gudang…yoa, berikutnya sudah pasti kita akan memainkan “Tidur Di manapun, Bermimpi kapanpun”.

Dan akhirnya, malam itu Morfem menutup penampilannya dengan lagu “Gadis Suku pedalaman” dengan reportoar panjang, sepanjang-panjangnya. Karena Jason Tedjakusuma dateng bersama kencannya, sempat jimi mentranslate refrain ke bahasa Inggris. Dan….gagal total ha ha ha. Sing along refrain di selip dengan cerita tentang hilangnya sahabat di Berau, Kalimantan. Sedikit ironi terlontar. Tawa kawan bernyanyi bersama. Dan berakhirlah lagu dengan raungan gitar dan drum yang bergumul bebas di kompori bass. Hah! Puas ☺ Tepuk tangan, dan klakson roti net net not not. Yeaaaahhh kita main di Superbad!

Special Thanks: Indra Ameng, Keke Tumbuan, Dimust Madness di meja mixer, dan hasief Ardiansyah yang mengabadikan dengan alat perekam wartanya. (Jimi Multhazam)
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Saturday, March 19, 2011 Iya! Koin Sastra!


Tempat ini keren,  sejarah sastra Indonesia bisa tersajikan secara apik. Berdiri sejak tahun 1982, Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin (PDS HB Jassin) mengumpulkan, menyusun dan mengarsipkan secara rapi. Perkembangan gaya dan siapa saja tokoh penggerak sastra dari era ke era bisa tampak disana. Tentunya begitu membanggakan, saat kita tahu di tahun-tahun lampau pemikiran dunia sastra bergejolak begitu marak. 

Karya-karya itu corong perekam cerita Indonesia. Kita bisa mengenal keindahan indonesia, dilematika dan penyelesaian masalah masyarakat di jamannya, melalui setumpuk karya sastra yang duduk manis di PDS HB Jassin. Bahkan, berjuta gagasan berkumpul dan mendorong secara terselubung penyempurnaan generasi dari sebuah bangsa.
 
Belum cukup pentingkah semua itu, sehingga ada beberapa kaum, yang menganggap sepele keberadaannya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah, mencintai budaya yang terkandung di dalamnya. Kebutuhan kita terhadap karya sastra tidak bisa dianggap remeh temeh. Merawat halaman demi halaman kisah Indonesia adalah sebuah kewajiban, bukan sebuah nilai semu, ini adalah warisan bangsa, tempat kita belajar untuk menghadapi problematika yang ada saat ini.
Bilamana uang dijadikan kambing hitam, untuk segala sesuatu yang berkaitan dengan budaya. Kita kaum intelektual muda sudah saatnya untuk membuat sejarah baru. Kebangkitan budaya, bukan budaya pragmatis, namun budaya realistis, dimana kepedulian adalah harga yang harus dibayar mahal.

Wacana penutupan Pusat Dokumentasi Sastra HB. Jassin membuat para sastrawan Indonesia menangis, mereka adalah anak Indonesia yang sangat cinta Indonesia, gemar bercerita dan membanggakan keberagaman Bhinneka. Lalu apa yang harus kita lakukan? Berkoar di sosial media dan membuatnya menjadi trending topic? Gerakan kepedulian sangat dibutuhkan disini, menghimpun sisa-sisa empati dari hati yang sudah bosan dengan media yang penuh basa-basi. Mari kita buat media sendiri , sematkan jari antar sesama lalu merapat membuat gerakan penyelamatan PDS HB Jassin dari keterancaman. Sebarkan semangat karena kita sebagai manusia yang berbudaya, tidak ingin cerita yang tersusun rapi diluputkan dari segala ingatan. Manusia berbudaya sadar darimana dia berasal dan sejarah merekam perjalanan bangsa. Senyumlah, mari merapat dan satukan sepakat untuk koin sastra (Intan Anggita Pratiwi)

Digg it StumbleUpon del.icio.us

Thursday, March 17, 2011 Armada Racun: Antara Noise dan Post Punk


Adalah Freddy Hadiyanto (vocal-bass), Fuad Danar Sucipto (rhytm bass), dan Nadya Hatta (keyboard) yang sepakat membentuk sebuah band pada akhir tahun 2006. Bosan dengan aktifitas music mereka yang sebelumnya, mereka berhasil memformulakan sebuah ramuan yang kemudian mereka namakan Armada Racun.

Kedekatan para personelnya dengan dunia seni rupa membawa mereka untuk tampil di beberapa acara pembukaan pameran kawan-kawan perupa dan juga beberapa acara kesenian seperti Festival Kesenian Yogyakarta XIX dan Jogja Biennale IX. Dari situ tawaran main di beberapa panggung yang lebih umum mulai berdatangan, mulai dari main di beberapa gigs, acara kampus sampai beberapa pentas music lokal. Hal ini membuat nama Armada Racun menjadi semakin akrab dengan scene music dan seni rupa Jogja. Perlahan namun pasti nama Armada Racun pun menjadi semakin diperhitungkan. Sampai akhirnya pada tahun 2008 lalu, sebuah event berskala internasional seperti Java Rockin’ Land pun sukses mereka racuni.

Menggambarkan musik Armada Racun memang sangat rumit dan unik. Tidak ada yang tahu pasti apa aliran dan genre mereka. Beberapa mengatakan post punk. Beberapa lainnya mengatakan noise. Dan bahkan beberapa mengatakan new wave atau juga acid punk.

Suara-suara bising dan lugas dari double bass berpadu dengan sentuhan harmonis dari keyboard yang tampak anggun, ditambah lirik-lirik sederhana yang kritis dan cerdas, menjadi kombinasi mematikan dari band yang sampai saat ini masih (dan) selalu menggunakan additional drummer ini. Pembunuh yang elegan dan eksotis. Mendengarkan music mereka sama saja merelakan diri kita untuk dibius, sama seperti adegan film di mana sang tokoh utama tiba-tiba terbangun dan menemukan tubuhnya sudah tak bernyawa. Tak salah jika mereka menyebut music mereka sebagai red rock poison. Merah. Rock. dan beracun!

Dan kali ini, Armada Racun akan tampil dengan album perdana mereka yang bertitel “La Peste” di bawah bendera Lil’fish Records. Konsep La Peste sendiri terinsipirasi dari wabah penyakit pes di Prancis pada tahun 588 Masehi. Wabah yang disebarkan oleh tikus ini menyebar luas sampai ke dataran-dataran di Eropa dan mengakibatkan hampir 25 juta warga Eropa meninggal dunia. Bencana yang menjadi salah satu bencana terbesar sepanjang sejarah umat manusia ini menginspirasi para personel Armada Racun untuk menganalogikan music mereka sebagai tikus-tikus kecil yang siap menyebarkan wabah ke telinga anda.

Album yang sempat tertunda dari bulan Desember tahun lalu ini berisikan 11 track di dalamnya. Lagu-lagu di dalamnya berisi tentang tema-tema social dan kehidupan sehari-hari kita dibungkus dengan music dan lirik khas Armada Racun. “Mati Gaya” dipilih menjadi single di album ini. Lagu yang menggambarkan fenomena musisi-musisi paruh baya, yang selalu mati gaya ketika kehabisan suplemen.

Beberapa single lain juga patut kita simak seperti Boys Kissing Boys, yang seakan menantang fenomena homo phobia dalam masyarakat kita. Atau “Drakula” yang memaparkan realita saling “menggigit dan menghisap” di Negara kita. Dalam beberapa lagu lain seperti I’m Small, Train’s Song dan Beautifull Dream, Armada Racun memasukkan sedikit nuansa music Eropa di dalamnya. Kita seakan-akan diajak berjalan-jalan di trotoar jalanan kota Paris, sambil sedikit flashback mengenang para korban wabah pes di kota tersebut. Sebuah album yang nampaknya memang akan mewabah.

Ketika ditanya harapannya mengenai album ini, sang vokalis, Freddy Hadiyanto menjawab, “Kami tidak berharap banyak, mengingat kami hanya tikus-tikus kecil yang muncul dari got-got dan sisa hasil pesta di kota Anda.” Sebuah sinyal bahaya dari rombongan tikus dari Jogjakarta yang siap menyebarkan wabah La Peste ke telinga anda.(Armada Racun)
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Galeri Foto Konser Tunggal KOIL










Foto: Egon Saputra & Gita Razak
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Wednesday, March 16, 2011 Gugun Blues Shelter Jadi Jawara di Battle of Bands 2011


Setelah melewati proses panjang, akhirnya Gugun Blues Shelter resmi menjadi jawara setelah melalui penilaian dari para dewan juri dalam Hardrock Cafe Global Battle of Bands.

Dua hari sebelumnya 12 besar yang terdiri dari beberapa band ternama antara lain Pee Wee Gaskins, C.U.T.S, Respect, Lipstik Lipsing, The Changcuters, Kanda, The Studio's, Sajama Cut, Wide, Saint Locco, Fourwall, dan Gugun Blues Shelter sendiri telah unjuk kebolehan di atas panggung Hard Rock Cafe Ex Plaza, Jakarta.

Unjuk kebolehan dari para band dibagi kedalam dua hari, yaitu pada hari senin dan selasa. Sementara di hari Rabu, diteteapkan panitia sebagai final yang menyisakan C.U.T.S, The Changcuters, Gugun Blues Shelter, dan Pee Wee Gaskins.

Setelah melewati penjurian dari Yudhi Buster, Ovy Rif, Andre OPA dari Trax Magazine, dan Adib Hidayat dari Rolling Stone. Keluarlah nama Jhon Amstrong, Bowie, dan Gugun yang tergabung dalam Gugun Blues Shelter sebagai pemenang di final tadi malam.
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Maia Estianty & Far*East Movement Goyang Jakarta Semalam!


Semalam Maia Estianty sukses menjadi pembuka pada konser Far*East Movement yang berlangsung di Istora Senayan. Bersama DJ Davina, dan Mey Chan juga memainkan lagu- lagu mereka di Duo Maia.

Setelah Maia, Jay Smoove, penyanyi R&B pendatang baru asal Amerika unjuk kebolehn diatas panggung. Jay Smoove coba menggabungkan musik, dansa dan sulap sehingga memberikan pertunjukan yang cukup menghibur.

Far*East Movement naik ke atas panggung tepat pukul 23.00 WIB. Penonton yang sudah menunggu penampilan Far*East Movement sejak sore sontak berteriak menyambut grup yang pernah mengisi soundtrack film 'The Fast and the Furious: Tokyo Drift.

Far*East Movement mengakhiri konser mereka dengan single keduanya dalam album 'Free Wire' berjudul 'Go Ape'. Di lagu terakhir ini, mereka semakin menggila. Sang DJ maju ke depan panggung sambil menggunakan topeng yang berbentuk monyet dan menari-nari.
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Slipknot Resmi Rekrut Personil Baru


Sejak Gray, ditemukan tewas karena overdosis morfin dan fentanil di sebuah hotel Iowa pada tanggal 24 Mei 2010. Delapan anggota yang tersisa dari band metal ini muncul di depan publik untuk pertama kalinya tanpa topeng tanda tangan mereka untuk membayar upeti untuk bassis pendiri Slipknot.

Sipknot telah memutuskan untuk mencari pengganti Gray di posisi bass, untuk menjalankan show mereka di 2011 ini. Donnie Steele, gitaris kelompok hard rock akhirnya ditetapkan mengisi kekosongan sementara yang ditinggalkan Gray. Seperti yang dituturkan Slipknot pada situs resmi mereka.

"Di dalam band ini Donnie bukanlah merupakan orang luar, kami pikir ini akan menjadi penghormatan yang tepat untuk Paulus untuk bermain dengan seseorang dari dalam keluarga," jelas band ini dalam sebuah pernyataan.

"Donnie berteman besar dengan Paulus dan kami tidak bisa memikirkan cara yang lebih baik untuk merayakan ingatannya daripada dengan orang lain. Delapan dari kita berharap kembali ke atas stage lagi dan menghormati warisan Paulus dengan keluarga kami di Eropa dan Brasil musim panas ini. "
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Bulan Depan Bob Dylan Sambangi Vietnam


Bob Dylan akan segera menggelar konsernya yang pertama di Vietnam bulan depan. Bob yang terkenal dengan lagu-lagu anti-perang selama Perang Vietnam, akan tampil di sebuah stadion universitas 8.000-plus-kapasitas di pusat komersial selatan Ho Chi Minh City pada tanggal 10 April, ungkap Rod Quinton, general manager dari Ho Chi Minh Saigon berbasis Sound System.

Di tahun 1960, lagu-lagu Dylan seperti "Blowin 'in the Wind" dan "The Times They Are a-Changin" adalah inspirasi bagi hak-hak sipil Amerika dan gerakan anti-perang.

Tiket akan dijual dengan kisaranharga 900.000 dong, atau setara dengan 43 Dollar Amerika. Sedangkan untuk kelas VIP dibandrol untuk 2,5 juta dong atau setara dengan 120 Dolar Amerika. (El-Aziz)
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Lady Gaga Galang Dana Untuk Jepang


Kepedulian untuk Jepang kembali mengalir. Kini giliran musisi Lady Gaga yang menggalang dana untuk korban tsunami di Jepang. Lady Gaga menghimpun dana lewat sebuah gelang yang ia namakan “we pray for japan”

Sejauh ini, hasil penjualan gelang tersebut telah mencapai angka 250.000 Dollar Amerika. Selain itu Gaga juga menjual pita putih di toko online-nya di Ladygaga.shop.bravadousa.com.

Sebuah apresiasi, dan penanggulangan yang cepat dari musisi internasional. Bagaimana dengan musisi kita? Semoga secepatnya dapat mengikuti gerakan sosial mereka.
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Tuesday, March 15, 2011 Lipstik Lipsing: Berawal Dari Tiga Pemuda Semarang

      Februari 2008 jadi titik awal dari Fauzan (Gitar, Vokal), Petra (Gitar), dan Salim (Drum) untuk merealisasikan musik yang mereka garap di dalam Lipstik Lipsing. Lahir di Semarang, Lipstik Lipsing bermula dengan lagu-lagu yang didominasi oleh musik instrument dari komputer.
       “Awal terbentuk kita cuma punya 3 lagu, dan kebanyakan lahir dari musik-musik komputer.”ungkap Fauzan.
      Berjalannya waktu akhirnya mereka menambah pasukan Lipstik Lipsing untuk tampil diatas panggung, hingga muncul lah nama Bram di posisi Bass, dan Dian di keyboard.
      Bersama formasi komplit, Lipstik Lipsing mengeluarkan mini album di Agustus 2009. Beberapa lagu mereka sempat merajai radio- radio di Semarang.
      Mulai padatnya jadwal Lipstik Lipsing ternayata harus memakan korban dengan keluarnya Salim  yang harus berbenturan dengan kesibukan personalnya di luar band. Hingga saat ini Lipstik Lipsing masih memakai pemain drum  tambahan, dari band pop asal kota mereka juga, Oke karaoke.(Fikri)



myspace: http://www.myspace.com/lipstiklipsing
contact: Bram 0856 264 5295


Digg it StumbleUpon del.icio.us

Avril Kembali Gelar Konser di Indonesia

      Bersiaplah para penggemar  Avril Lavigne Indonesia. Karena11 Mei 2011 perempuan yang baru saja merilis albumnya bertajuk Goodbye Lullaby ini berencana akan kembali menyambangi Indonesia.
      Mahaka Entertainment, promotor yang mendatangakan Avril mengatakan bahwa konser direncanakan akan berlangsung di Gedung Balai Kartini Expo, Jakarta.
      Sebelumnya penyanyi yang juga mengisi soundtrack film Alice in Wonderland, lewat lagu Alice juga pernah menggelar konser di Jakarta di tahun 2005 lalu. 

Digg it StumbleUpon del.icio.us

MASIHKAN BAND MAINSTREAM YANG TERBAIK?


          Maret 2011 ini, entah kenapa saya menjadi sedikit rajin untuk bangun pagi. Bangun pagi adalah sebuah ritual yang sangat jarang sekali saya rasakan kecuali ketika ada kuliah pagi. Bangun tidur, ke kamar mandi, menyalakan computer dan tv. Seperti biasa acara pagi televisi selalu dipenuhi oleh berita sensasi para pesohor tanah air ini. Namun entah kenapa pada hari tersebut saya enggan memindahkan channel dari acara infotaiment ketika membahas sebuah band mainstream terlibat kasus narkoba. Sejenak saya berpikir, kenapa, kebanyakan, band mainstream negeri ini selalu saja membuat kasus-kasus bodoh untuk mendongkrak popularitas mereka?
            Acapkali kita semua disuguhi berita kerusuhan di tengah konser sebuah band mainstream yang beraliran melayu. Saya berpikir bagaimana bisa sebuah band yang menyanyikan lagu-lagu cinta ilusi bisa membuat penonton rusuh? Ada apa dengan mereka? Atau tidak berita tentang sebuah band atau salah satu personil dari band pop mainstream kita kedapatan menggunakan barang haram? Padahal band-band pop mainstream di negara ini cukup mendapatkan apresiasi yang baik dari masyarakat dan kadang ditiru oleh mereka. Dari sisi prestasi, tak begitu banyak band-band mainstream di negara kita yang membanggakan. Bermodalkan award local dan sudah disetting oleh media mereka pun sudah senang.
            Hal-hal yang disuguhkan band-band pop mainstream di layar kaca kita ini sangat kontras dengan hal-hal yang disuguhkan band-band sidestream di negara kita. Band-band Sidestream ini terkadang jarang sekali, bahkan hampir tak mendapat apresiasi dari media-media mainstream di Indonesia, namun band-band sidestream tersebut tak menyerah dengan keadaan seperti itu. Mereka masih saja bisa mengharumkan nama Indonesia di kacah musik dunia. Bisa kita ambil contoh Superman Is Dead, band punk asal Bali ini mengharumkan nama Indonesia ketika mereka didaulat tampil di acara Vans Warped Tour. Sebuah acara Cutting-edge terbesar di Amerika Serikat dan mereka tampil bersama band kelas dunia seperti Nofx.
            Apakah fasilitas dan material yang lebih membuat, mayoritas, band-band mainstream kita menjadi lengah dan bertindak bodoh? Ataukan memang orientasi mereka memang dari awalnya menghalalkan segala cara untuk keduniawian mereka? Saatnya kita selektif dalam memilih dan dewasa dalam menyukai sesuatu. (Ekawan)
Digg it StumbleUpon del.icio.us

10 Kekuatan Cinta Endah n' Rhesa

Romantis, Hangat, dan intim. kumpulan kata yang paling pantas ketika kita menyaksikan aksi  Endah Widiastuti dan Rhesa Aditya, di atas Panggung. Mereka selalu terlihat tersenyum penuh bahagia, saat memadukan petikan gitar dan bass yang saling melengkapi.

1. Saling Percaya Pada Pasangan
      Dalam membina hubungan, saling mempercayai pasangannya adalah sebuah modal yang penting. Itu juga yang diamini oleh Endah n’ Rhesa asat pertama kali Memupuk cinta.
      “Waktu itu Rhesa belum kerja, tetapi iita sudah harus secepatnya menikah, dan disitulah gue bertugas buat ngeyakinin kedua orang tua gue untuk percaya sama Rhesa, seperti gue percaya sama jalur yang kita pilih ini” ungkap Endah kepada Jakarta Stage.

2. Komitmen Sejak Awal
      Endah menambahkan baginya komitmen awal itu sangat penting untuk membina sebuah hubungan jangka panjang. Karena disitulah kita memgang keyakinan kemana hubungan ini akan kita jalani. Dan komitmen kita lah yang membawa kita hinga sekarang ini.

3. Semangat Terus Bersama
      Poin yang menjadikan Endah n’ Rhesa untuk terus saling melengkapi baik ketika di rumah ataupun di atas panggung.

4. Komunikasi Yang Postif

      Hubungan yang baik, memang berawal dari komunikasi yang baik. Begitu juga dengan kedua pasangan ini. Ketika kerap di dera masalah Endah selaluberusaha mencari penyelesaiiannya dengan segera.
      Apalagi jika nantinya mereka dihadapkan dengan pekerjan yang selalu mengharuskan mereka tampil bersama di depan publik.
      “Jadi ketika bertengkar ya kita selesaikan saat itu juga, kalaupun belum selesai, sebisa mungkin kami clear-kan sebelum naik ke atas panggung.” tutur Endah.


5. Menghormati Pasangan
      Menghormati sesama adalah bentuk apresiasi dan penghargaan terhadap pasangan. Hal ini juga berarti bagi Endah n’ Rhesa untuk menjaga keharmonis mereka.

6. Mengerti Akan Kebutuhan Bersama

      Menurut Endah, Rhesa bukan lah sosok suami yang banyak aturan dan kemauan, rileks, dan santai, itulah deskripsi singakt Endah tentang Rhesa.
      “Gue juga nggak pernah ngekang Endah, atau pun ngasih aturan tiap pagi harus bikin teh. kadang gue justru lebih marah dia ngak ngulik gitar waktu gue suruh, dibanding harus cuci baju, atau bikin teh tiap pagi.” tutur Rhesa.


7. Realistis merancang Masa Depan
      Berfikir realistis dalam merancang masa depan juga merupakan sarana menjaga keharmonisan hubungan. Tidak ada pemaksaan yang terjadi. Seperti Endah n’ Rhesa yang merencanakan untuk memiliki momongan di 2012. “Ïni kemauan kita berdua, dan semoga belum kiamata.”t utur Rhesa dengan gelak tawa.

8. Tampil Serasi, Punya Sisi Romantis Tersendiri
      Urusan penampilan Endah n’ Rhesa selalu kompak ketika beraksi di panggung dan dalam keseharian. Menurut Endah, Serasi itu punya sisi Romantis tersendiri. Mereka selalu berusaha menyamakan diri ketika di rumah dan diatas panggung.

9. Saling Mengerti Dalam Bekerja
      Menyatukan pemahaman dalam membuat lagu, dan mengatur ritem, adalah salah satu cara mereka menjaga keharmonisan.

10. Menjadikan Panggung Sebagai Tenpat Paling Romantis
      Padatnya jadwal mereka belakangan, membuat waktu mereka habis termakan diatas panggung. Alhasil panggung jadi tempat untuk mereka mencuri-curi pandang ketika rindu. Tidak percaya? saksikanlah saat Endah n’Rhesa tampil!
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Saturday, March 12, 2011 Artist of The Week: L' ALPHALPHA


Apakah yang anda pikirkan begitu mendengar kata 'mimpi'? Simpan jawaban anda, biarkan enam pemimpi yang menyebut diri mereka L'alphalpha menjawabnya. Mimpi-mimpi bagi mereka adalah 15 cerita yang saling berhubungan walaupun berbeda tempat dan waktu. Mimpi adalah sesuatu yang begitu sakral, namun indah bagi Herald Reynaldo, Yudhistira Mahendra, Tercitra Winitya, Ildo Reynardian, Byatriasa Ega, dan Purusha Irma.

"When We Awake All Dreams Are Gone". Benarkah begitu? Mungkin yang mereka ingin sampaikan adalah, dengan lahirnya debut album ini maka mereka telah terbangun dari lelapnya tidur penantian setelah sekian lama, dan kini mereka telah siap. Mimpi-mimpi pun telah hilang, karena mereka sudah berhasil mewujudkannya ke dalam debut album ini. Begitulah, dalam album ini L'alphalpha menawarkan warna musik yang cukup berbeda, dan berhasil merubah citra Shoegaze yang gelap dan suram menjadi lebih indah dan berwarna. 15 tracks yang terdiri dari full song, instrumental song, dan dialog antara seorang anak dengan ayahnya, benar-benar mampu membawa kita terbang masuk ke dalam sebuah alam mimpi yang penuh dengan kedamaian, harapan-harapan indah, dan membuat tidak ingin cepat terbangun. Karena saat kita terbangun, segala mimpi itu pun akan sirna.

L'alphalpha membuktikan bahwasannya mereka bisa menyatukan mimpi-mimpi mereka ke dalam musik dan tampilan visual dengan sempurna. Didukung cover dan desain album yang begitu khas, mereka telah berhasil menyampaikan konsep yang ingin disampaikan. Brilian.

Sulit untuk menemukan band dengan konsep yang kuat di saat seperti sekarang ini. Hadirnya L'alphalpha setidaknya cukup melepaskan cekikan di leher penikmat musik dari jahatnya keseragaman. Semoga mimpi-mimpi yang L'alphalpha ciptakan kedepannya dapat menjadi awal yang baik untuk perjalanan mimpi indah mereka di alam industri musik, tanpa harus memejamkan mata. (DAFFA)
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Pasar Induk Musik


Seperti anak kecil yang tengah mecari jati diri. Untuk kesekian kalinya kami kembali bermetamorfosis, Mencari sebuah format yang cocok, dan dapat diterima oleh khalayak luas.Setelah melalui proses panjang, dan waktu yang tidak sebentar hari ini akhirnya media kecil ini bisa sampai ke tangan anda.

Rentetan masalah sempat menderu kami, namun kendala yang datang seolah menjadi cambuk yang perih agar kami terus berkreatifitas, terus melakukan liputan, dan terus mencari jati diri untuk memuaskan hasrat pembaca.Puluhan masukan yang datang kepada kami baik melalui facebook, twitter, ataupun email menjadi suntikan semangat yang sangat berpengaruh didalam proses kreatif kami.

Industri Musik, Kualitas, dan Orisinalitas!
Ketika berbicara musik Indonesia hari ini, dan keseragamannya, memang sangat memprihatinkan. Semua musik lahir dalam genre yang hampir sama, dan industri musik menjadi hal yang lebih lebih penting dibandingkan akan rasa dan pertunjukan orisinalitas yang harusnya menjadi kebanggaan setiap musisi.

Ketika kita membicarakan musisi- musisi non mainstream di angkutan umum, atau bis kota, mungkin tak banyak yang akan bisa kita dapati.

Padahal jika kita mendengarkan koleksi lagu-lagu dari Monkey to Millionare, Adhitia Sofyan, Coffee Regae Stone, atau White Shoes and The Coupless Company mungkin akan muncul pertanyaan singkat dibenak kita, mengapa tidak mereka saja yang menghiasi layar kaca?

Setiap pagi, kita selalu disguhkan dengan berbagai jenis acara musik yang tayang, dengan berbagai presenter denga tingkah yang beragam.

Seharusnya bertumbuh pesatnya industri musik, dapat diikuti dengan kualitas yang mumpuni. Bukan hanya sekedar berbicara modal, dan laba. Namun lebih luas untuk berbicara kualitas dan orisinalitas (El-Aziz)
Digg it StumbleUpon del.icio.us
Powered by Blogger.
 
Copyright 2010 JAKARTA STAGE MUSIC
Carbon 12 Blogger template by Blogger Bits. Supported by Bloggermint